10 Cara Memulai Bisnis Kuliner Dengan Modal Kecil

Usaha kuliner merupakan usaha yang tak terikat oleh waktu. Kapanpun dan dimanapun Anda berada, tak peduli seberapa sedikit uang yang Anda miliki, Anda akan tetap membutuhkan makanan. Usaha kuliner juga dapat didirikan dengan modal yang kecil namun Anda bisa mengambil keuntungan hingga 100% lebih.

Akan tetapi, maraknya bisnis ini, membuat siapa saja berpikir dua kali sebelum memulainya. Banyak sekali para pelaku bisnis kuliner di sekitar kita, seperti restoran cepat saji, restoran mewah, warung, dan pedagang kaki lima.

Anda tidak perlu khawatir, selama Anda bekerja keras dan terus mencari pengalaman, saya yakin usaha Anda akan berhasil. Agar bisa memulai bisnis dengan baik, mari kita simak 10 Cara Memulai Bisnis Kuliner Dengan Modal Kecil di bawah ini:

Baca Juga: Jenis-jenis Pajak di Indonesia yang Harus Anda Tahu! 

1. Sumber Pemasukan
Dalam merencanakan bisnis. Anda perlu mengetahui dari mana pemasukan bisnis tersebut. Apakah bisnis tersebut mendapat pemasukan dari produk makanan? Ataukah komisi atau Iklan dll ? Misalnya Anda menjual bakso, Anda bisa membuat paket plus lontong atau paket jumbo dengan harga murah. Pastikan Anda tetap mendapatkan keuntungan. Jangan sampai Anda mementingkan harga murah namun gagal menutupi semua biaya pengeluaran Anda.

Saat membuat bisnis tentunya tujuan kita adalah untuk mencari laba. Jadi, Anda harus bisa mengatur keuangan sebaik mungkin. Contoh lainnya, ada warung kopi yang tidak hanya menjual kopi. Mereka juga menjual makanan ringan, kerupuk, gorengan, dan kue. Dengan menjual panganan tersebut, mereka mengincar tambahan penghasilan karena ada banyak orang yang lapar saat berkunjung di warung kopi.

Baca Juga: 15 Cara Jitu Mengatur Keuangan Rumah Tangga

2. Aktivitas Bisnis
Anda harus tahu seperti apa aktivitas bisnis Anda nantinya. Aktivitas bisnis adalah aktivitas apa saja yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk dan layanan bisnis yang Anda rencanakan. Jika bisnis dimulai tanpa perencanaan, maka hasilnya akan hilang arah dan Anda bisa tersesat nantinya. Aktivitas bisnis biasanya dibagi menjadi 5, antara lain:
  1. Pemasaran (Marketing Managemenet): Salah satu kegiatan wajib yang dilakukan oleh perusahaan untuk berkembang, mendapatkan laba, dan mempertahankan kelangsungan hidupnya.
  2. Keuangan (Financial Management): Kegiatan penyimpanan, pengendalian, pengelolaan, pemeriksaan, penganggaran, dan perencanaan dana yang dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan.
  3. SDM (Human Resources Management): Manajemen SDM atau disingkat MSDM adalah aktivitas dimana Anda mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki individu secara efektif dan efisien serta dapat digunakan secara maksimal untuk mewujudkan tujuan bersama.
  4. Strategi (Strategic Management): Berfokus pada pengalokasian sumber daya untuk menerapkan kebijakan, merencanakan pencapaian tujuan organisasi, serta proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan, dan perencanaan untuk mencapai sasaran.
  5. Operasional (Operational Management): Aktivitas bisnis bertujuan memastikan operasi bisnis berlangsung secara efektif dan efisien, dan berfokus pada proses produksi barang dan jasa.

Baca Juga: Menguak Sejarah Berdirinya Toyota, Produsen Mobil Jepang Yang Mendunia

3. Partner Utama
Jika ingin bisnis Anda lancar dan berhasil, kuncinya adalah dengan mencari vendor terbaik yang menawarkan produk dengan kualitas yang sepadan dengan harganya.

Dalam berbisnis, biasanya Anda akan berhubungan dengan berbagai jenis vendor/pedagang yang akan menjadi rekan/partner Anda. Misalkan saja, saat membuka bisnis kuliner, Anda akan berhubungan dengan bahan baku dan lain-lain.

Tidak peduli sebagus apapun strategi pemasaran yang dilakukan, semua itu tidak akan berhasil jika kualitas produk yang dijual buruk. Pembeli hanya akan membeli lebih dari satu kali jika produknya memberikan kesan yang baik dan memuaskan. Oleh karena itu, penting sekali untuk menjaga kualitas makanan secara rutin.

Percuma menjual makanan dengan harga yang murah, dan enak jika bahan bakunya tidak segar, pada akhirnya nanti konsumen akan komplain. Jadi, sebaiknya pilih partner utama yang memang sudah terjamin dan terpercaya.

Jangan asal cari murah, karena salah satu faktor penentu bisnis kuliner adalah dari rasa dan kualitasnya.

4. Sumber Pengeluaran
Selain sumber pemasukan yang kita bahas sebelumnya, Anda juga perlu mempertimbangkan sumber pengeluaran. Biasanya berupa strategi marketing yang bisa Anda lihat di bawah ini:
Sebagai contoh:
  1. Ada restoran yang memberikan gratis refill nasi setiap pembelian makanan, all you can eat rice. Artinya penjual sudah siap menerima kerugian pada bagian nasi. Umumnya penjual akan menambah keuntungan dari bagian lainnya, seperti minuman atau menu utamanya.
  2. Ada resto yang memberikan penawaran gratis ferill minum, all you can drink. Artinya penjual tersebut sudah memperhitungkan kerugian di bagian minuman. Itu berarti penjual harus menambah keuntungan pada bagian makanan.
Selain itu, ada banyak biaya yang tercakup dalam sebuah bisnis, diantaranya:
  1. Biaya Pemasaran (seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan demi memasarkan atau mempromosikan produk dan jasanya kepada masyarakat demi mepertahankan atau meningkatkan laba)
  2. Biaya Riset Menu
  3. Biaya Operasional (seluruh biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendanai kegiatan operasi perusahaan demi mencapai tujuan yang ingin dicapai perusahaan).

5. Ketahui Pasar Anda: Jual Nasi Goreng atau Jual Makanan Khas Timur Tengah
Mengingingat pentingnya segmen pasar dalam setiap bisnis, tentunya Anda juga perlu mengenal dan menentukan pasar Anda sebelum memulai bisnis kuliner.

Pasar merupakan salah satu aspek penting dalam bisnis. Segmentasi pasar sendiri adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda. Yang memiliki kebutuhan, karakteristik atau perilaku yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda.

Mengingat pentingnya segmen pasar dalam setiap bisnis, tentunya Anda juga perlu mengenal dan menentukan pasar Anda sebelum memulai bisnis kuliner.

Sebagai contoh, mari kita lihat perbandingan berikut:
  1. Apabila Anda memilih untuk menjual makanan khas Timur Tengah dan dijual di Indonesia. Anda harus menentukan kira-kira siapa orang yang suka makanan Khas Timur Tengah tersebut untuk menentukan segmen pasar, kemudian pertimbangankan juga bagaimana mereka bisa tahu akalau Anda memiliki rumah makan khas Timur Tengah. Dengan kata lain, pasarnya lebih tersegmentasi.
  2. Apabila Anda memilih untuk menjual nasi goreng, intinya luas sekali pasarnya. Anda harus memikirkan cara bagaimana agar pasar bisa mengenal nasi goreng Anda lebih besar dari nasi goreng lainnya. Dengan kata lain, pasarnya lebih luas.

6. Apa yang Beda dari Usaha Kuliner Anda?
Anda tentunya tahu setiap bisnis harus memiliki faktor pembeda, yang disebut juga USP (Unique Selling Proposition). Jika tidak memilikinya, Anda tidak akan bisa bertahan dalam persaingan.

Nah kira-kira apa USP bisnis Anda?

Cobalah tentukan sebuah faktor pembeda yang unik dan sesuai minat masyarakat. Beberapa contohnya adalah sebagai berikut:
  1. Kokinya diimpor langsung dari Timur Tengah
  2. Usaha kuliner yang paling banyak stop kontak dan internetnya 100 Mbps
  3. Dibuat dari 11 rempah rahasia
  4. Memiliki sambal 30 level
  5. Memiliki ukuran bakso yang paling besar
  6. Daging dari sapi kualitas nomor 1 di dunia
  7. Berdiri sejak tahun 1920

7. Bagaimana Cara Anda Melayani Pelanggan?
Seiring perkembangan teknologi, kini lokasi menjadi tidak terlalu penting. Mengapa? Karena sudah banyak fasilitas pesan antara ojek online yang siap membantu Anda.

Misalnya saja Go Food, Grab Food dan penyedia jasa antar makanan, maka pelanggan tidak perlu lagi repot-repot berkendara ke rumah makan.

Dahulu lokasi memang bisa dibilang sangat penting, karena lokasi strategis berarti banyak berlalu lalang calon pembeli. Maka orang berlomba-lomba mencari lokasi usaha yang strategis dan ramai.

Nah, mana cara yang Anda pilih untuk melayani pelanggan? Anda bebas memilih maun jual lokasi atau tidak. Jika Anda jual lokasi, maka pastikan:
  1. Lokasi Anda mudah diakses
  2. Lokasi Anda terdaftar di Google Business
  3. Lokasi Anda memiliki tempat parkir yang memadai

8. Cara Membangun Relasi dengan Pelanggan Anda
Tanpa pelanggan, bisnis Anda tidak mungkin memperoleh kesuksesan. Oleh karena itu, penting untuk membangun hubungan baik secara dua arah.

Apa itu pelanggan? Secara umum, pelanggan diartikan sebagai perseorangan atau kelompok yang mencari pemenuhan kebutuhan primer, sekunder atau tersier dengan cara menggunakan produk atau jasa yang disediakan oleh perseorangan atau kelompok lain melalui kegiatan transaksi jual beli.

Untuk dapat membangun hubungan baik dengan konsumen, Anda harus mengetahui beberapa cara dalam membangun relasi dengan pelanggan Anda. Untuk memahaminya, mari melihat beberapa contoh di bawah ini:
  1. Automated Service: Mengambil makanan sendiri seperti beli makanan cepat saji di supermarket. Contoh: Indomaret
  2. Communities: Jual tempat, membuat orang lebih suka hang out dan main di rumah makan tersebut. Contoh: Upnormal dan Starbucks.
  3. Self Service: Warung makan nasi ramesan, ambil sendiri, lalu tunjukkan ke kasir, dan bayar setelah selesai makan. Contoh: Warung nasi
  4. Transactional: Pesan, bayar dan makan. Contoh: KFC
Nah, relasi seperti apa yang Anda pilih untuk bisnis kuliner?

9. Hal-hal Penting Seperti Perizinan
Ketahui dahulu struktur bisnis Anda, lalu ajukan bisnis dan bereskan semua prosedur perizinan usahanya. Sebagai contoh, jika Anda tertarik untuk membuat sebuah CV, lakukan pengurusan surat izin usaha secara legal.

Setiap struktur bisnis, memiliki prosedur pengajuan izin usahanya. Ini adalah kewajiban Anda sebagai pebisnis untuk dapat memulai bisnis yang legal di Indonesia.

10. Jangan Menyerah
Yang membuat usaha bisa sukses atau gagal adalah seberapa tahan kita terhadap masalah yang bermcam-macam. Disini ketahanan kita akan diuji, apakah kita mampu menanggung kondisi yang stagnan atau bahkan kerugian selama menjalankan usaha kuliner. Kebanyakan orang akan langsung meninggalkan bisnis ini saat mengalami satu dua kali rugi ada juga yang semakin lama omzetnya semakin menurun dan akhirnya gulung tingkar.

Ada orang yang langsung depresi dan menganggap dirinya tidak pantas menjadi seorang pebisnis saat menalami kerugian. Namun ada juga yang mampu berjuang sampai titik penghabisan, keadaan dimana dia telah mempertaruhkan segala harta, tenaga dan waktu untuk mempertahankan dan memajukan bisnisnya.

Orang yang seperti inilah yang pantas mendapatkan kesuksesan dan pantas disebut pemenang. Yang membuat sebuah usaha sulit untuk berkembang atau mendapatkan profit adalah bukan karena keadaan dan peluang yang sulit, namun karena kesungguhan dan niat orang yang menjalankan usaha yang kurang.

Semakin besar niatnya maka semakin kuat orang tersebut dalam menghadapi masalah, begitu pula sebaliknya, semakin lemah niatnya maka akan semakin mudah putus asa dan berkahir dengan usaha yang tak berkelanjutan atau tutup. Apapun yang terjadi kita sebaiknya jangan menyerah. Tak peduli sebesar apapun masalah yang kita hadapi, saya yakin akan bisa kita selesaikan dengan terus bekerja dan berusaha. Kita tidak akan pernah tahu cara menjadi orang yang sukses tanpa terlebih dahulu menempuh jalan panjang.

Namun ingat, sekali Anda sukses, maka untuk membangun kesuksesan yang kedua kalinya dengan modal nol, akan semudah membalikkan telapak tangan. Karena semua pengalaman untuk menjadi sukses telah tersimpan dalam ingatan memori dan jiwa kita. Ini mengingatkan saya pada pepatah “Where there is will there is way” (Dimana ada kemauan disitu ada jalan).

Yakinlah bahwa kesuksesan hanya bisa digapai dengan ketekunan, kerja keras, dan yang terpenting konsistensi bertahun-tahun bahkan puluhan tahun, karena Anda tidak mungkin bisa membangun suatu bisnis sampai menjadi mapan dalam waktu yang sangat singkat. Semuanya membutuhkan waktu dan berjalan secara bertahap.